Peneliti Asal Swiss Membuat Mesin Bunuh Diri, yang Bisa di Kendalikan Hanya Lewat Kedipan Mata

Jakarta - Para peneliti di Swiss sukses membuat mesin bunuh diri yang tampak seperti kapsul berbentuk peti mati. Uniknya, mesin ini legal secara hukum di Swiss.

Disebut Sarco Suicide Pod, dapat dikendalikan lewat kedipan mata saat orang itu masuk ke dalam kapsul. Mesin bekerja dengan cara mengurangi tingkat oksigen di dalam kapsul hingga di bawah tingkat kritis.

Prosesnya memakan waktu kurang dari satu menit dan kematian terjadi melalui hipoksia atau hipokapnia. Artinya, orang yang berniat bunuh diri menggunakan Sarco Device tidak akan merasakan rasa sakit.

Untuk bisa menggunakan mesin ini, seseorang harus memenuhi syarat terlebih dahulu. Orang yang ingin bunuh diri diwajibkan mengisi survei online untuk membuktikan apakah mereka membuat keputusan atas kemauannya sendiri. Jika lolos, mereka akan diberi tahu lokasi kapsul dan diberi kode akses.

Ketika sudah berada di dalam kapsul, orang yang berniat mengakhiri hidupnya mesti menjawab pertanyaan yang sebelumnya sudah direkam dan menekan tombol memulai proses bunuh diri di mana nitrogen mulai membanjiri ruangan, dengan cepat mengurangi tingkat oksigen di dalam hingga 1%.

Sebagai informasi, di Swiss bunuh diri dibantu menggunakan alat adalah legal secara hukum. Tahun ini, ada 1.300 orang yang bunuh diri menggunakan jasa organisasi mercy killing, yakni Dignitas dan Departure.

Perusahaan biasanya menggunakan obat barbiturat cair yang bisa dicerna sehingga orang itu koma dalam waktu dua sampai lima menit, diiringi dengan kematian.

Nah, kali ini Leave International menawarkan cara baru bunuh diri, yakni menggunakan teknologi Sarco Self-destruction Sheathing.

Adapun kapsul bunuh diri diciptakan oleh Dr Philip Nitschke yang mendapat julukan 'Dr Death'. Dia menjabat sebagai direktur organisasi nirlaba Leave International. Kapsul buatan Dr Nitschke sebenarnya telah ditentang oleh penentang assisted suicide. Salah satunya karena metode yang digunakan.

"Gas mungkin belum pernah menjadi metode yang digunakan untuk membantu orang bunuh diri di Eropa karena konotasi negatif dari Holocaust," kata Dr Nitschke kepada The Independent. "Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa itu hanyalah kamar gas yang dilegalkan."

Selain itu, beberapa orang mengkritik desain kapsul yang futuristik karena terkesan mengagungkan bunuh diri.

Terlebih ada aplikasi berbasis virtual reality (VR) yang memungkinkan seseorang mengalami kematian secara online.

Pengalaman VR ini ditampilkan di gereja Westerkerk di Amsterdam pada Funeral Expo 2018, sehingga memicu kekhawatiran dewan gereja.

"Westerkerk tidak akan pernah mendukung orang yang menawarkan peralatan seperti yang dipromosikan Dr Nitschke," kata Dewan Presiden Gereja Westerkerk, Jeroen Kramer.

Sarco adalah kependekan dari sarkofagus, tempat mumi yang biasa digunakan di Mesir kuno.

Mesin ini dirancang untuk bisa dibawa kemana-mana sesuai keinginan pengguna, seperti di luar ruangan dengan pemandangan indah.

Uniknya, kapsul ini dapat terlepas dari dudukan dan berfungsi sebagai peti mati. Tapi awas! jangan pernah niat bunuh diri ya, people.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Temper Tantrum Itu? Bagaimana Cara Mengatasinya Pada Anak? Berikut Penjelasan Dari Ahli

NASA Peringatkan Astreoid Sebesar Lapangan Bola Akan Masuki Orbit Bumi, Berpotensi Bahaya

Sebanyak 5,500 Koin Perak Zaman Romawi Ditemukan Terkubur di Tepi Sungai Augsbur, Jerman