Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Apakah Badai Matahari? Bagaimana Penyebab Terjadinya Dan Apa Dampaknya Terhadap Manusia? Berikut Selengkapnya

Jakarta - Badai Matahari adalah peristiwa peningkatan radiasi secara mendadak di Matahari. Peristiwa ini berupa ledakan dengan skala yang besar karena ukuran Matahari yang juga besar. Peristiwa yang terjadi pada ledakan Matahari dapat berbeda-beda. Salah satu peristiwanya disebut sebagai flare. Flare adalah ledakan di daerah aktif Matahari yang ditandai dengan peningkatan cahaya di bagian tertentu Matahari, seolah tiba-tiba langit menjadi lebih terang dengan sangat cepat. Mengenai peristiwa badai Matahari, dilansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berikut adalah fakta tentang badai Matahari: Penyebab badai Matahari Badai Matahari merupakan suatu fenomena pelepasan energi di atmosfer Matahari yang berkaitan dengan medan magnet itu sendiri. Penyebab badai Matahari adalah pergerakan plasma atau dinamika yang bergerak di dalam dan di permukaan Matahari. Pengaruh badai Matahari pada kehidupan manusia Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia, badai Matahari

Penemuan Jejak Kehidupan Pertama Kali Yang Ditemukan Ilmuwan Pada Batu Ruby

Jakarta - Sebuah batu rubi yang terbentuk di kerak bumi 2,5 miliar tahun lalu menyimpan bukti awal kehidupan . Ahli geologi telah mengidentifikasi residu bentuk karbon murni yang disebut grafit terperangkap di dalam batu mulia yang ditemukan di Greenland itu. Menurut peneliti, grafit ini kemungkinan besar berasal dari sisa-sisa mikrooraganisme purba dari waktu sebelum kehidupan multiseluler muncul di Bumi. "Grafit di dalam batu rubi ini benar-benar unik. Ini pertama kalinya kami melihat bukti kehidupan purba di batuan tersebut,"kata Chris Yakymchuk, ahli geologi dari University of Waterloo di Kanada. Yakymchuk juga menyebut kehadiran grafit juga bisa memberi lebih banyak petunjuk untuk menentukan bagaimana batu rubi terbentuk di Bumi. Mengutip Scientific Research Alert, Minggu (24/10/2021) rubi merupakan berbagai mineral korundum atau bentuk kristal dari alumunium oksida. Batu terbentuk di bawah panas dan tekanan yang kuat di batas tektonik Bumi, di mana subdu

Berikut Ini Penjelasan Menurut Ilmuwan, Mengenai Kebiasaan Menggemertakan Gigi Saat Tidur

Jakarta - Banyak orang memiliki kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur Hal itu tentunya sangatlah menganggu bagi orang lain yang mendengar karena suaranya cukup berisik. Misteri tubuh manusia kali ini akan membahas mengenai penyebab kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur. Menggemeretakkan gigi dalam dunia medis biasa disebut dengan bruxism. Bruxism adalah suatu kondisi di mana seseorang kerap menggertakkan gigi secara tidak sadar, baik saat terjaga (conscious bruxism) maupun saat sedang tidur (sleep bruxism). Orang yang sering mengatupkan atau menggemeretakkan gigi (brux) saat tidur lebih berisiko mengalami gangguan tidur seperti mendengkur, hingga sleep apnea (berhenti bernapas beberapa kali selama 10 detik saat tidur). Pada kondisi bruxism ringan mungkin tidak diperlukan pengobatan. Namun, bruxism bisa sering terjadi, dan cukup parah hingga menyebabkan gangguan di rahang, sakit kepala, gigi rusak, serta masalah kesehatan lainnya. Penyebab menggemeretakkan gigi

Apakah Temper Tantrum Itu? Bagaimana Cara Mengatasinya Pada Anak? Berikut Penjelasan Dari Ahli

Jakarta - Temper tantrum pada anak adalah episode perilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan terkadang agresif sebagai bentuk frustasi atau kemarahan. Biasanya perilaku yang diwujudkan dalam ledakan kemarahan ini tidak proporsional dengan situasi yang sedang berlangsung, dan umumnya berlangsung singkat.  Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial RS Pondok Indah dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) mengatakan, ciri tantrum pada anak bermacam-macam. Beberapa di antaranya menangis, menjerit/berteriak-teriak, "mogok" tidak mau bergerak, kaku, lemas, memukul, menendang, berguling-guling, melempar benda-benda, menahan napas, mendorong, ataupun menggigit. "Pada balita, temper tantrum setiap hari 1-2 kali dalam sehari masih umum terjadi, biasanya tidak berlangsung lama," ujar dr. Catharine pada Wartawan "Penyebab paling umum temper tantrum pada anak biasanya terkait dengan hal-hal fisiologis, misalnya kelelahan, lapar, atau s

Penemuan Jejak Kaki Berusia 23,000 Tahun di Amerika, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Temuan terbaru berupa jejak manusia prasejarah berusia 23.000-21.000 tahun telah mematahkan perkiraan sebelumnya mengenai keberadaan manusia pertama di Amerika. Topik mengenai kapan pertama kali manusia menapakkan kaki di Amerika dari Asia telah menjadi kontroversi selama beberapa dekade. Banyak ilmuwan ragu dengan bukti keberadaan manusia pertama yang mencapai pedalaman Amerika Utara lebih dari 16.000 tahun lalu. Sekarang, sebuah tim yang bekerja di New Meksiko telah menemukan sejumlah jejak kaki manusia yang diperkirakan berusia antara 23.000-21.000 tahun. Temuan ini bisa mengubah pandangan mengenai kapan benua Amerika pertama kali diduduki manusia. Temuan ini juga menunjukkan kemungkinan migrasi besar yang tidak kita ketahui. Dan ini mendorong kemungkinan populasi awal ini telah punah. Jejak kaki terbentuk di dalam lumpur lunak di pinggiran danau dangkal yang sekarang menjadi bagian dari danau kering Alkali Flat di Taman Nasional White Sands. Tim dari Survei