Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Apakah Covid-22 Itu? Apakaha Akan Lebih Ganas Dan Mematikan? Berikut Penjelasannya

Jakarta - Istilah Covid-22 ramai di sosial media seperti Twitter. Sebenarnya apa ini, apakah masih termasuk dalam kelompok Covid-19? Seperti kita tahu, Covid-19 merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Angka "19" di akhir kata Covid merujuk pada tahun infection itu terdeteksi untuk pertama kalinya, Desember 2019. Sementara itu, virus corona terus bermutasi menghasilkan begitu banyak varian. Dengan kata lain, tidak ada istilah Covid-20 atau Covid-21 karena semua varian yang muncul selama pandemi berasal dari garis keturunan atau keluarga yang sama dengan SARS-CoV-2. Varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, Lambda, dan varian lainnya yang masuk dalam variation of worry atau variant of passion WHO, semuanya berasal dari mutasi progresif pada materi genetik SARS-CoV-2 asli. Untuk diketahui, version of worry atau varian yang diwaspadai merupakan kategori yang diberikan pada varian virus corona yang lebih menular, menyebabkan penyakit lebih parah,

Apakah Bisa Ikan Mati Karena Tenggelam?

Jakarta - World Wellness Company (WHO) mencatat, sekitar 236.000 orang tenggelam setiap tahun. Bukan hanya manusia, hewan-hewan seperti anjing, ular, burung, dan lain-lain juga bisa tenggelam dan mati. Lantas, bagaimana dengan ikan dan hewan air lainnya? Apakah hewan yang hidup di air juga bisa mati karena tenggelam? Frances Withrow, ilmuwan kelautan di Oceana, organisasi perlindungan dan konservasi lingkungan, mengatakan bahwa hewan laut juga membutuhkan oksigen untuk hidup. "Hanya saja mereka hidup dari oksigen terlarut, sementara kita mendapatkan oksigen dari udara,""Itu membuat (ikan) bekerja lebih keras untuk bernapas," imbuhnya. Kebanyakan ikan bernapas ketika air bergerak melintasi insang mereka, namun jika insang ikan rusak atau air tidak bergerak melewatinya, ikan bisa mati lemas. Secara teknis, mereka memang tidak tenggelam karena mereka tidak menghirup air, namun mereka mati lemas karena kekurangan oksigen. Alat tangkap seperti mata kail

Beberapa Faktor Kenapa Masih Banyak Masyarakat yang Anti Vaksin

Jakarta -  Apakah kamu punya orang terdekat yang anti-vaksin? Pernahkah kamu bertanya apa yang mereka pikirkan hingga menolak vaksin corona? Pertanyaan tersebut baru-baru ini dijawab oleh para peneliti Polandia dalam sebuah riset yang terbit di jurnal Social Emotional Bulletin pada 30 Juli 2021. Dalam laporannya, para peneliti menemukan bahwa kelompok penyangkal vaksin sebagian besar didorong oleh generalisasi negatif terhadap vaksin. Generalisasi ini merupakan dampak persebaran argumen anti-vaksin seperti teori konspirasi Huge Drug store, serta skeptisisme pada penyedia ilmu pengetahuan dan kesehatan yang sering ditemukan di media sosial. Dalam risetnya, para peneliti menggunakan data dari 492 peserta. Para peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok, terdiri dari kelompok yang ragu terhadap kemanjuran vaksin dan kelompok yang menentang vaksinasi. Para peneliti kemudian mendengarkan alasan masing-masing individu mengenai alasan mereka ragu atau sama sekali tidak percaya dengan manfaa