Para Arkeolog Temukan Kuburan Bayi Tertua di Eropa yang Berusia 10.000 Tahun

Jakarta - Setelah mempelajari sebuah gua di Liguria, Italia, arkeolog telah menemukan kuburan bayi tertua dan paling awal di Eropa.

Bayi yang dijuluki Neve ini berusia 40 hingga 50 hari ketika ia meninggal sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Saat ditemukan, jenazah anak itu dibungkus dengan kain kafan yang dihiasi lebih dari 60 manik-manik dan empat liontin, yang semuanya terbuat dari cangkang.

Sebuah cakar burung hantu yang diprediksi merupakan hadiah juga ditemukan di dekatnya, menurut laporan Smithsonian.

Temuan yang terbit pada jurnal Scientific Reports itu mengatakan, barang-barang yang dikubur di sampingnya mencerminkan perlakuan bayi sebagai manusia, merupakan budaya pemburu-pengumpul Mesolitikum awal.

Temuan ini menunjukkan bahwa peradaban masa itu sudah mengenal ikatan emosional antarmanusia yang signifikan.

Peneliti mungkin sudah biasa menemukan pemakaman orang dewasa yang berusia lebih dari 14.000 tahun.

Lain halnya dengan orang dewasa, penemuan tulang bayi dari zaman ini amatlah jarang.

Pada kebanyakan kasus, DNA tulang bayi bisa saja telah rusak dan identifikasi jenis kelamin sulit dilakukan.

Jumlah penguburan saat ini, antara sekitar 10.000 dan 11.000 tahun yang lalu, sangat, sangat langka.

- Jamie Hodgkins, Penulis Utama dan Arkeolog Universitas Colorado-.

Temuan lain di Gua wilayah Liguria.

Para peneliti mulai mempelajari gua di Liguria sejak tahun 2015. Tanda-tanda aktivitas di gua tersebut sudah ada sejak lebih dari 50.000 tahun lalu, di mana penghuninya saat itu diperkirakan ialah manusia Caveman.

Sebelum menemukan kuburan bayi, peneliti sempat menemukan fosil tulang babi hutan dan rusa, serta lemak hewan yang hangus.

Setelah menggali lebih dalam ke dalam gua pada tahun 2017, tim kemudian menemukan situs pemakaman Neve. Baru pada tahun 2018, tim menggali kuburan Neve sepenuhnya.

"Saya sedang menggali di alun-alun yang berdekatan dan ingat melihat ke atas dan berpikir, 'Itu tulang yang aneh,'" kata rekan penulis studi Claudine Gravel-Miguel, seorang arkeolog di Institute of Human Origins di Arizona State College.

Tim kemudian melakukan tes pada giginya mengungkap rincian hidupnya yang singkat. Menurut penelitian, analisis karbon dan nitrogennya menyatakan Neve mengalami stres dalam kandungan yang menyebabkan giginya berhenti tumbuh untuk sementara waktu.

Tes DNA dan healthy protein menunjukkan bahwa dia berasal dari garis keturunan Eropa yang dikenal sebagai haplogroup U5b2b.

Makam Neve sendiri terletak di gua Arma Veirana di pegunungan Liguria, sebuah wilayah di barat laut Italia.

Selain merupakan tempat yang populer bagi pengunjung, situs ini juga menjadi target pencuri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Temper Tantrum Itu? Bagaimana Cara Mengatasinya Pada Anak? Berikut Penjelasan Dari Ahli

NASA Peringatkan Astreoid Sebesar Lapangan Bola Akan Masuki Orbit Bumi, Berpotensi Bahaya

Sebanyak 5,500 Koin Perak Zaman Romawi Ditemukan Terkubur di Tepi Sungai Augsbur, Jerman